Sunday, January 13, 2008
Lot atau Luth (bahasa Ibrani standar לוֹט, bahasa Arab لوط) adalah keponakan Abraham/Ibrahim. Beliau adalah anak dari Haran (menurut Kristen) atau Hasan bin Tareh (menurut Islam). Beliau merupakan nabi yang sejaman dengan Nabi Ibrahim atau Abraham. Menurut Kitab Kejadian terdapat cerita yang menyebutkan bahwa beliau dibuat mabuk oleh kedua puterinya hingga menghamili mereka dan menurunkan keturunan Bangsa Moab dan Amon.
Nabi Luth dalam agama Islam
Hubungan dengan Nabi Ibrahim
Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Hasan bin Tareh. Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan. Sewaktu berada di Mesir, mereka merintis usaha bersama di bidang peternakan dan usaha ini berhasil. Ternaknya berkembang biak dan dalam waktu singkat jumlahnya sudah berlipat ganda dan tidak tertampung lagi dalam tempat yang disediakan. Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternak serta harta milik perusahaan mereka dibagi dan Luth pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.
Nabi Luth di Sodom
Budaya masyarakat Sodom saat itu
Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta milik orang lain merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat berkuasa, sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas dan budaya hidup mereka adalah perbuatan homoseks di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mrk. Jika ia membawa barang-barang yang berharga, barangnya akan dirampas. Bila ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok, maka ia akan menjadi rebutan mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya. Sebaliknya bila si pendatang itu seorang perempuan muda maka dia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Pengangkatan Luth menjadi Rasul
Allah SWT mengangkat Luth sebagai rasul untuk menyadarkan kaum Sadum dari kesesatannya. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah dan meninggalkan kebiasaan mungkar. Ia menjelaskan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan surga, sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan dimasukkan ke dalam neraka.
Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan perbuatan homoseksual dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Mereka juga dianjurkan untuk menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidakamanan di dalam negeri.
Akhirnya kaum Luth merasa kesal mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tiada henti itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau dia dan keluarganya akan diusir dari Sadum. Nabi Luth pun melihat bahwa tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan dakwahnya hanya membuang-buang waktu. Obat satu-satunya, menurut pikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, yaitu dengan melenyapkan mereka dari muka bumi. Beliau memohon kepada Allah agar masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Malaikat utusan Allah untuk menghancurkan Sodom
Allah mengabulkan permohonannya dengan mengutus dua malaikat yang menyamar jadi pemuda tampan. Sebelum ke negeri Sadum, mereka berkunjung ke rumah paman Nabi Luth (Nabi Ibrahim as) untuk memberitakan kelahiran Nabi Ishaq. Setelah itu pergilah mereka ke tanah Sadum. Mereka diterima baik oleh Nabi Luth, tetapi beliau khawatir tamunya akan celaka karena beliau mengerti betul selera kaumnya. Sementara itu kaum Sadum telah menggedor pintu rumah Nabi Luth. Akhirnya dua pemuda itu membuka identitas dirinya, dan menyuruhnya membuka pintu rumah. Kaum Sadum pun menerobos masuk, tapi tiba-tiba penglihatan mereka jadi gelap. Mereka menjadi buta. Kedua malaikat itu menyuruh Nabi Luth, keluarga, dan pengikutnya meninggalkan Sadum dengan tanpa melihat ke belakang.
Maka larilah mereka. Saat itu Allah mengazab kaum Sadum dengan lemparan batu dan segala sesuatu yang ada di negeri itu jadi terbalik. Karena masih cinta dengan peradaban Sadum, istri Nabi Luth melihat ke belakang saat lari bersama suami, kedua putri dan para pengikut suaminya. Tiba-tiba dia berubah menjadi patung. Setelah itu gunturpun menghancurkan negeri Sadum dalam sekejap. Sekarang bekas-bekas peninggalan kaum Sadum ada di Lembah Sidim, tepi Laut Mati.
Lot dalam tradisi Yahudi dan Kristen
Kisah Lot diceritakan dalam Kitab Kejadian 11-14 dan 19. Lot menemani Abraham dalam perjalanannya ke Mesir dan Kanaan (Kejadian 12:1-5).
Kejadian 13
Baik Lot maupun Abraham adalah sangat kaya dan memiliki banyak ternak (Kejadian 13:2,5). Suatu ketika tanah yang mereka diami menjadi terlalu sempit bagi mereka berdua dan ternak mereka, dan gembala-gembala Lot bertikai dengan gembala-gembala Abraham (Kejadian 13:6-7). Karena itu Abraham dan Lot memutuskan untuk berpisah (Kejadian 13:8-9). Lot pergi ke arah timur dekat Sodom dan Gomora karena daerah itu banyak airnya (Kejadian 13:10-12).
Kejadian 19
Dalam Kejadian 19, ketika Tuhan memutuskan untuk memusnahkan lima kota di daerah itu, ia mengutus malaikat untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya. Orang-orang Sodom ingin memperkosa (dalam beberapa terjemahan mereka hanya ingin bertemu) malaikat-malaikat itu (Kejadian 19:5). Lot menawarkan kepada orang-orang itu anak-anak perempuannya yang masih perawan (19:8), namun orang-orang itu tidak mau.
Malaikat-malaikat tersebut menawarkan untuk menolong Lot, istrinya dan kedua anak perempuannya untuk melarikan diri dari penghancuran Sodom dan Gomora, dengan syarat bahwa mereka tidak boleh menoleh ke belakang. Istri Lot mengabaikan perintah ini dan berubah menjadi tiang garam. Lot dan kedua anak perempuannya lolos ke bukit-bukit (Kejadian 19:15-28).
Dalam Kejadian 19:30-38, anak-anak perempuan Lot mengira bahwa mereka adalah satu-satunya kaum wanita yang selamat dari pemusnahan itu. Karena itu, mereka percaya bahwa kewajiban mereka adalah untuk mengandung anak-anak dan meneruskan umat manusia. Selama dua malam berturut-turut, mereka membuat ayah mereka mabuk sehingga ia tidur dengan mereka, dan mereka mengandung. Anak pertama dinamai Moab (bahasa Ibrani, "dari bapa" [meh-Av]), dan ia menjadi leluhur orang Moab sekarang. Anak kedua dinamai Ben-Ami (bahasa Ibrani: "dari bangsa kita") dan ia menjadi leluhur bani Amon sekarang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment