Tuesday, January 1, 2008
Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Merauke. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.472 km² (kabupaten terluas di Indonesia) dan berpenduduk sebanyak 307.343 jiwa (2000). Daerah ini adalah daerah Indonesia yang terletak paling timur. Daerah ini adalah tempat tinggal suku Marind Anim. Untuk menuju ke Kota Merauke (Kota Rusa) bisa ditempuh dengan menggunakan Kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi udara yang hanya dilayani oleh satu-satunya maskapai penerbangan swasta yaitu Merpati Nusantara Airline (MNA). Kota Merauke yang terkenal dengan sebutan kota Rusa, dikarenana dahulu hewan jenis ini banyak sekali ditemukan di kota ini selain binatang-binatang asli papua lainnya seperti kangguru merah, burung pelikan dsb.
Dilihat dari kondisi geografi,sejarah,ekonomi,budaya, Kota Merauke memiliki bebarapa keistimewaan dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Pulau Papua. Secara geografi, kota Merauke Memiliki keistimewaan yaitu bahwa Merauke adalah salah satu kota di Indonesia yang terletak di daerah paling timur Indonesia, sekaligus berbatasan dengan Negara Tetangga PNG(Papua Niew Guinea). Di kota Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari tugu yang terdapat di Aceh (Prov.Nagroe Aceh Darusalam), yaitu Tugu Sabang-Merauke. tugu ini dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari Ujung Sabang (Kota Sabang, Nangroe Aceh Darusalam) sampai Merauke (Kota Merauke, Papua). Tugu Sabang-Merauke ini bisa kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di sebelah timur kota Merauke. Untuk menuju ke Sota kita bisa menggunakan kendaraan roda empat.
Dari latar belakang sejarah, kota Merauke memiliki keunikan tersendiri. Nama kota ini diambil dari nama sebuah sungai yang melintasi daerah Papua Bagian Selatan, yaitu sungai Maro. Nama kota Merauke terjadi karena kesalahpahaman bahasa antara pendatang (orang-orang Belanda) dan suku Marind (penduduk asli Kabupaten Merauke). Orang-orang Belanda yang melintasi sungai Maro menggunakan kapal uap, menarik perhatian suku Marind. Disinilah terjadi komunikasi antara orang Belanda yang mengira orang Marind bisa menggunakan bahasa Melayu.
Perekonomian di kota Merauke termasuk berkembang. Kapal-kapal yang memuat kebutuhan pokok penduduk Kabupaten Merauke berdatangan dari Pulau Jawa, namun untuk kembali ke Pulau jawa kapal-kapal ini tidak memuat barang muatan. Terjadi juga transaksi dagang antara penduduk Merauke dengan penduduk Negara tetangga PNG yang datang ke daerah kabupaten Merauke (Pelintas Batas) khusus untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Masalah Flu Burung yang sering terdengar di media masa Indonesia seperti tidak terlihat di Pulau Papua khususnya di kota terujung sebelah timur Indonesia ini. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kurangnya akses transportasi ke daerah terujung timur Indonesia ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment