Monday, November 19, 2007


Gempa susulan adalah gempa bumi yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki magnitudo yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti hukum Omori. Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan. Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada 1894 mengenai gempa susulan, dimana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.
n(t) = frac {K} {c+t}
di mana:
Gempa susulan versi yang dimodifikasi, tidak umum digunakan dimana diusulkan oleh Utsu pada 1961:
n(t) = frac {K} {(c+t)^p}
di mana:
Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai Hukum Bath yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya. Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.
Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan, dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama. Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat dimana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama. Contohnya dapat dilihat pada New Madrid Seismic Zone dimana gempa susulan masih bermunculan mengikuti hukum Omori setelah gempa utamanya pada 1811/1812.

n(t) adalah jumlah gempa n yang diukur dalam selang waktu t
K adalah tingkat penyusutan; dan
c adalah parameter "ofset waktu"
p adalah suatu nilai antara 0.7–1.5.

No comments: